Tahukah Kawan Sakti, ternyata Indonesia masih ada 4,7 juta anak stunting yang tercatat di Kementerian Kesehatan RI?
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang anak akibat kurangnya makanan bergizi dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan, tepatnya sejak dalam kandungan ibu.
Sejak terbentuknya janin pada masa kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari) otak anak berkembang lebih pesat dan plastisitas otak berada di tingkat tertinggi dalam kehidupan. Setiap detik, lebih dari 1 juta koneksi saraf baru terbentuk pada otak anak, dimulai dari kemampuan sensorik yang selanjutnya diikuti oleh kemampuan kognitif.
Namun, beberapa dari para calon orang tua masih banyak yang belum memiliki kesadaran penuh bahwa asupan gizi seimbang dan pemeriksaan kesehatan serta kehamilan secara rutin sangat penting demi tumbuh kembang anak di masa depan. Bila dari awal kehamilan tidak memiliki kesadaran pentingnya asupan gizi seimbang, akan melahirkan anak dengan kondisi stunting dan beberapa kondisi terkait kurang gizi. Terlebih lagi jika anak tidak diberikan ASI eksklusif secara rutin dan ketika memasuki fase MPASI di atas umur 6 bulan orang tua tidak memberikan makanan bergizi seimbang secara bertahap.
Dampak Negatif Stunting
Stunting akan berdampak besar bagi masa depan anak. Bila tidak ditangani sedini mungkin, anak akan mengalami kondisi kesehatan yang buruk seperti berikut:
1. Kecerdasan anak di bawah rata-rata, sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal karena perkembangan fungsi kognitif yang lambat
2. Anak mudah sakit karena sistem imun dan fungsi organ anak tidak bekerja secara maksimal
3. Anak berisiko tinggi memiliki penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker karena pertumbuhan otot terhambat
4. Tubuh anak menjadi kerdil atau pendek dari seusianya, akibat asupan gizi dan nutrisi yang kurang
5. Sulit mendapatkan kerja di masa depan, karena fungsi intelektual tidak berfungsi dengan baik
Tips Mencegah Stunting
Seminimal mungkin, penting bagi orang tua untuk melakukan tindakan pencegahan berikut agar anak tidak terindikasi stunting:
1. Konsumsi tablet tambah darah seminggu sekali bagi remaja putri sebanyak 1 tablet dan bagi ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan).
2. Periksa kehamilan minimal 6 kali, 2 kali oleh dokter menggunakan USG.
3. Konsumsi protein hewani untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi usia di atas 6 bulan setiap hari.
4. Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan anak (timbang dan ukur), perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan.
5. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Bersama ZeroStunting, mari bersama-sama wujudkan masa depan anak bebas stunting!